RSS

Arsip Harian: Juli 4, 2014

Kajian Senirupa Nusantara

berikut ini file PDF Makalah Kajian Seni Rupa  Nusantara.

makalah ni dibuat untuk memenuhi salah satu tugas perkuliahan

semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk dikembangan oleh pembaca sekalian. trimakasih.

kajian senirupa Nusantara AD pirous

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 4, 2014 inci Tidak Dikategorikan

 

Makalah Prasejarah Nusantara

Oleh Rahmat Hidayat Koto

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan, memiliki wilayah yang luas membentang dari Sabang hingga Merauke yang panjangnya sama dengan sepanjang daratan Eropa, sejauh London-Istambul. Terdiri atas lebih 17.500 pulau besar dan kecil, dan sekitar 62% berupa lautan, karena itu terkenal dengan Nusantara. Nusantara mencakup sekitar 300 suku bangsa. Diberbagai daerah masyarakatnya mengembangkan kebudayaan daerah sebagai kebudayaan Nusantara. Dalam bidang kesenian, tiap daerah mengembangkan sesuai dengan latar sosial-budaya sehingga terbentuknya kesenian daerah. Kesenian daerah adalah kesenian yang lebih banyak menggunakan zat dan unsur seni suku bangsa tertentu dalam ramuannya, sehingga warna dan suasana etnik tampak dan terasa dalam kehadirannya.

Seni rupa sebenarnya telah dikenal jauh sebelum manusia mengenal tulisan (pra-sejarah) yang membawanya pada zaman baru yang disebut sejarah, Zaman prasejarah adalah zaman ketika manusia belum meninggalkan bukti tertulis. Sedangkan zaman sejarah adalah zaman ketika manusia telah meninggalkan bukti tertulis. Kedua zaman ini dapat ditemukan dengan cara yang berbeda. Misalnya pada zaman prasejarah tidak meninggalkan benda-benda hasil kebudayaan manusia. Maka untuk mengetahuinya para ahli sejarah melakukan penelitian dengan cara melakukan ekskavasi untuk menemukan peninggalan budaya yang tertanam di tanah dan mempelajari kehidupan suku-suku terasing pada waktu sekarang yang dipercaya masih hidup seperti di zaman nenek moyang manusia

Sejarah Senirupa Indonesia Zaman prasejarah secara garis besar terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Karya-karya seni rupa yang diciptakan pada masa itu diyakini oleh masyarakat sekarang umumnya sebagai media upacara dan bersifat simbolis.

Di daerah Garut tepatnya di kabupaten Limbangan, terdapat sebuah situs baru yang belum tergali dan ter lestarikan dengan baik oleh pemerintah sehingga kelestariannya terancam, situs ini dipercaya sebagai peninggalan zaman batu di Indonesia, bukti-bukti itu dikuatkan dengan penemuan beberapa artefak berupa batu-batu dengan bentuk yang tidak biasa, berdasarkan itu saya tertarik ntuk melalakukan penelitian tentang situs batu tersebut.

Situs batu Sanghiyang terletak di kabupaten Limbangan, tidak jauh dari kota Garut. Situs ini terleak jauh dipedalaman dan belum ada akses masuk untuk kendaraan untuk menuju lokasi tersebut. Saat ini situs Shangiang masih terabaikan dan terancan kelestariannya ole tanah pertanian warga sekitar. Disius shangiang ini terdapat beberapa ditemukan beragam artefak yang diyakini sebagai bukti kehidupan masa lalu masyarakat disini. Untuk itu saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang rupa bentuk dari situs shangiang yang berokasi di Kab.Limbangan – Garut, Jawa Barat.

 

B. Tujuan Penulisan

           

            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :

 

  • Mengetahui tentang seni rupa Nusantara masa prasejarah

 

  • Mengetahui asal usul serta perkembangan dari senirupa nusantara.

 

  • Mengetahui keberagaman karya senirupa prasejarah di Indonesia.

 

 

C. MANFAAT PENULISAN

 

Penulisan mengenai situs batu Shangiang yang berlokasi di Kab.Limbangan ini yang diduga merupakan peninggalan masa prasejarah di Nusantara diharapkan membawa manfaat besar terhadap penulis, masyarakat, lembaga pendidikan, dan juga dunia pendidikan seni rupa.

  1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan, pengalaman, serta sumbangan informasi mengenai Penemuan situs bersejarah baru yang ada di Nusantara

 

 

  1. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan memberikan manfaat baik dari segi ilmu pengeahuan maupun dari segi ekonomis, karena penemuan situs ini akan berdampak pada nilai pariwisata daerah Kab.Limbangan khususnya jan jawa barat pada umumnya.

  1. Manfaat bagi lembaga pendidikan
  2. Formal

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran dan penelitian lebih lanjut

  1. Nonformal

Melalui penelitian ini diharapkan menambah gambaran umum mengenai Masa prasejarah di Indonesia dan menambah wawasan senirupa Nusantara masa prasejarah.

  1. Manfaat bagi dunia pendidikan seni rupa

Dengan di angkatnya pembahasan mengenai situs dilimbangan ini diharapkan dapat membuka mata kita bahwa Nusantara Pernah menjadi peradaban dunia masa lalu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Periode Prasejarah Nusantara

Periode prasejarah adalah periode dimana unsur-unsur atau pengaruh kebudayaan Hindu/Buddha, Islam dan Barat belum sampai di kepulauan Nusantara. Zaman ini memiliki ciri budaya yang paling tua dan murni. Benda-benda bersejarah (yang kemudian diketegorikan sebagai karya seni rupa) pada periode ini tidak jauh berbeda dengan bentuk karya seni rupa dari kebudayaan prasejarah dibelahan dunia lainnya.

Karya seni rupa yang dihasilkan pada periode ini adalah Lukisan, Bangunan Megalit, Seni patung/arca dan Seni kriya. Pola kehidupan dan sistem kepercayaan masyarakat yang hidup pada masa itu sangat mempengaruhi bentuk-bentuk karya seni yang dihasilkannya.

Benda-benda prasejarah yang kemudian dikategorikan sebagai karya seni ini umumnya dipercaya memiliki nilai magis atau dibuat dengan landasan keyakinan terhadap kekuatan tertentu yang ada diluar manusia. Semakin unik atau besar ukurannya semakin besar pula daya magis yang dimilikinya.Berdasarkan jenisnya benda-benda (karya) seni rupa prasejarah ini dapat dikategorikan sebagai berikut: Seni Lukis, Bangunan Megalitik, Seni Patung/Arca, dan Seni Kriya

Situs Shangiang dipercaya sebagai situs purbakala peninggalan zaman prasejarah di Nusantara. Hal ini ditunjukan dengan bukti-bukti penemuan batu-batu yang terbentuk karena adanya campurtangan dari manusia, bentuk-bentuk batu ini di percaya oleh para ahli arkeologi tergolong dalam zaman batu, namun masih belum ada penelitian mendalam termasuk dalam zaman apa situs ini dibuat. Untuk itu peneliti mencoba menguraikan permasalahan dalam bab ini.

Periode zaman prasejarah di Indonesia dapat dikelompokkan sebagai zaman batu dan zaman perunggu, dan pada setiap zaman terbagi dalam beberapa periode, berikut ini akan saya jelaskan beberapa peninggalan senirupa periode pada zaman batu seperti berikut.

Urutan Jaman Prasejarah Zaman batu terbagi atas :

  1. Periode Paleolitikum ( Batu Tua ) : Manusia Nomaden
  2. Periode Mesolitikum (Batu Tengah) : Manusia Tinggal di Goa
  3. Periode Neolitikum (Batu Muda) : Manusia tinggal menetap mendirikan rumah kayu.
  4. Periode Megalitikum (Batu Besar) : Manusia pada saat itu Mengenal Pemujaan.
  5. Zaman Batu

Sejarah SeniRupa Indonesia Zaman Prasejarah pada zaman Batu tersebut saya coba kelompokan dalam beberapa kategori seperti Seni Bangunan (Arsitektur), Seni Patung dan Seni Lukis

  1. Seni Bangunan

Pada periode Megalithikum banyak menghasilkan bangunan dari batu yang berukuran besar,seperti punden, dolmen, sarkofagus, dan meja batu.

Kubur Batu dan Menhir yang terdapat ditanah Toraja Sulawesi Selatan, dan Sarkofagus serta Patung Megalit yang terdapat di Pasemah Pelembang. Dilihat dari peninggalannya astek-artek diatas termasuk kedalam peninggal Periode Megalithikum dimana peninggalan/ artefak yang ditemukan berupa batu-batu berukursan besar yang mendapat senuhan estetik tangan manusia.

Dolmen

(sumber.blog-senirupa.blogspot.com)

 

Gambar diatas adalah gambar Dolmen, dolmen diercaya sebagai kuburan batu dikarenakan didalamnya ditemukan banyak tulang-tulang manusia. Diperkirakan pada massa dulu penguburan manusia dilakukan dalam bentuk rumah peristrirahatan tidak dikubur di dalam tanah ataupun di kremasi seperti sekarang.

  1. Seni Patung

Seni patung Peninggalan zaman Neolithikum berupa patung – patung penggambaran leluhur yang terbuat dari batu. Peninggalan zaman Megalithikum, berupa patung-patung berukuran besar seperti yang masih terlihat di Toraja, Sulawesi. Di Nusantara masih banyak peninggalan zama batu yang masih belum tergali seperti situs purbakala Gunung padang yang diyakini sebagai piramida tertua di dunia dan jika terbukti ini akan merubah kiblat sejarah dunia.

  1. Seni Lukis

Peninggalan zaman Mesolithikum berupa lukisan cap jari dan lukisan yang menggambarkan perburuan binatang yang ditempatkan pada dinding-dinding gua. Pada zaman Neolithikum dan Megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan, benda-benda kerajinan, dan hiasan ornament

Lukisan Babi Hutan – Lukisan Rusa – dan Lukisan Cap Jari yang terdapat di Gua Leang-leang Maros Sulawesi Selatan

2.      Seni rupa zaman logam (zaman perunggu)

Pada zaman logam, peralatan yang dibuat dan digunakan berasal dari benda logam. Peninggalan zaman logam berupa benda-benda kerajinan dari perunggu, sepertiganderang, kapak, bejana, patung, dan perhiasan. Karya seni tersebut dibuat dengan teknik cor (cetak), yang dikenal dengan teknik bivalve (tuang berulang) dan teknik a cire perdue (tuang sekali pakai).

Nekara – Moko

Sejarah SeniRupa Indonesia Zaman Prasejarah dibagi berdasarkan perkembangan kebudayaan manusia, maka pada Zaman prasejarah meliputi empat masa antara lain :

  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, serta alat yang digunakan dibuat dari batu.
  2. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, serta alat yang digunakan dibuat dari batu yang sudah dibentuk
  3. Masa bercocok tanam, dan alat-alat yang digunakan sudah lebih halus dan bagus.
  4. Masa Perundagian (perindustrian), alat-alat dipergunakan selain dibuat dari batu juga dari logam.

B.     Kelangsungan Keberadaan SeniRupa Indonesia Zaman Prasejarah

  1. Sejarah senirupa terkait dengan peninggalan saat ini pada masa akhir tarikh masehi terakhir banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan hindu yang sudah matang yang berasal dari India.
  2. Tetapi budaya asing seperti Hindu masuk berpengaruh pada budaya lokal yang tidak mudah hilang, seperti ritual atau semangat ritus terhadap roh nenek moyag sangat kental maka terjadi akulturasi budaya sebagai lokal genius bangsa Indonesia.
  3. Punden berundak adalah contoh nilai architektur yang penuh simbol akan makna filosofi banyak terdapat pada peninggalan candi seperti sukuh (abad XV), Borobudur (jaman Samaratungga) dll.
Punden Berundak di Situs Gunung Padang-Jabar
  1.  Kesenian Prasejarah masih berlangsung saat ini meskipun terhimpit budaya dari luar. (Nias dan Papua).Manivestasi Tugu adalah menhir pada jaman megalithikum.

 

Gowawambea

 

Peti Kubur-Cipari Kuningan

 

 

 

Waruga di Minahasa

 

 

 

  1. Situs Batu Shangiang

Situs Shangiang adalah Situs batu yang berada di kab.Limbangan Garut, Jawa Barat. Situs ini dilihat dari bentuknya merupakan peninggalan zaman prasejarah, dari ukurannya bisa dilihat bahwa situs ini merupakan peninggalan masa Megalithikum.

Selain itu ditemukan pula bukti-bukti kehidupan masyaraat berupa artefak berbentuk peralatan penunjang kehidupan sehari-hari seperti kapak genggam, penulis tertarik untuk meneliti situs ini dikarnakan situs ini berada di kab.Limbangan tempat dimana penulis tinggal dan mengabikan diri sebagai tenaga pengajar, selain itu belum adanya penelitian terkait situs ini menjadi dorongan untuk melakukan penelitian terhadap situs ini.

Penulis berharap dengan dtelitinya situs ini dapat mengangkat nama kab.Limbangan khususnya desa tempat situs purbakala ini berada, sehingga dapat dilestaikan dan dijaga keberadaannya, dan mendapat erhatian pemerintah setempat.

Berikut ini beberapa foto yang penulis abadikan untuk memperkenalkan situs shangiang ini kepada khalayak untuk bersama-sama diteliti.

Lokasi Situs batu Shangiang

(Dokumentasi pribadi)

 

Gambar Batu :Sangiang (dokumentasi : Ani Suhartini)2014 BL.Limbangan-Garut, Jawa Barat

 

Ket. Ini bangunan batu secara keseluruhan,dimana di lokasi ini ada tempat duduk raja, atau putri (konon jadi tempat pesuguhan) batu ini memiliki 3 gua dibelakangnya, dan batu in memiliki teras rumah dan dapur, juga ada batu nempel dan batu belah, batu ini perlu diteliti. Dan ahli batu seperti Astana Gede, Situs kawali dan gunung susuru adalah ahli filsafatnya adalah Bapak Prof Jakoeb Sumardjan.

 

 

 

Situs batu Belah

(Dokumentasi Pribadi)

Gambar: Lokasi Batu sangiang sebagai tempat pelataran

(Dokumentasi: Ani Suhartini)

 

 

 

Pelataran yang nyaman

Dilokasi batu sangiang ini juga memiliki teras atau pelataran yang luar biasa, batu ini seolah dibuat oleh sang ahli yang sangat diperkirakan. Batu ini memiliki kemiringan yang sejajar dengan ujun batu teras yang bisa dijadikan tempat duduk atu istirahat. Dan ketika saya berada disini sangat nyaman tidak kepanasan dan kehujanan dengan kemiringan tersebut. Batu ini perkiraan saya dibuat oleh sang ahli diluar kemampuan manusia bisaa, namun dibuat oleh orang yang memiliki kemampuan diatas rata rata manusia biasa.Pelataran batu ini sangat luas, batu ini berdiri kokoh diatas bukit.

Merinding rasanya jika membayangkan siapa yang membuatnya, namun ini adalah hanya batu, namun bukan batu biasa , tapi batu yang benar-benar memiliki makna yang luar biasa. Batu ini perlu ditindak lanjuti oleh ahlinya, mengapa demikian, batu ini akan terungkap pemaknaanya jika sudah sampai pada ahlinya, salah satunya Prof.Jakob Somardjo.

Setelah saya bersama Prof. Jakob menuju tempat ini, begitu sulinya menempuh perjalanan ini, Menurut Prof.Jakob ini adalah perjalanan dan medan terberat dalam penelitian ini, karena menurut beliau memang sengaja batu ini dibuat agar tidak bisa semua bisa datang ke tempat ini. Hanya para Resi yang diperbolehkan. Namun ni menurutnya harus ada penelitian selanjutnya yang akan di laksanakan dan dijadwalkan selanjutnya, dan dia ini perlu dukungan dari pemerintah dan masyrakat setempat.

 

Batu Tatapa ( sebagai batu tempat bertapa)

 

Batu ini terletak di belakang batu sangiang, batu ini susah di jangkau, saya sebagai wanita sangat sulit menjagkau ini karena dibawah adalah agak curam. Tidak ada akses jalan saya hanya memijak dari akar yang satu ke akar yang lain, tapi saya sangat penasaran dengan batu patapaan ini yang konon sekarang suka dijadikan sebagai tempat pesugihan.

Gambar : batu tatapaan lokasi sangiang, Batu mirip tempat persemedian (Dokumentasi Ani Suhartini)

2014 desa Ciwangi kab.garut

 

Ketika saya mencoba menduduki batu ini terasa hangat, seperti ada kehidupan atau hawa aneh di tempat ini, saya makin tertarik dengan kejadian di lokasi ini, saya disini hanya memberikan data autentik yang sebenarnya terlihat dan dirasakan dialami sendiri.

Batu ini sangat jelas dbuat oleh manusia, namun batu ini mesti diteliti oleh badan arkeologi, berapa tahun usia dan sebaginya, saya hanya masyarakat biasa tidak bisa meraba-raba keberadaan batu ini, saya haya bisa menyebutkan kemungkinan batu ini terbuat pada zaman Pra sejarah, atau kemungkinan batu ini bisa menjadi tonggak sejarah dunia. tempat ini bisa menjadi situs pariwisata nasional dengan kecantikan alamya di atas bukit. Bangunan batu yang panjangnya lebih dari 50 meter. Sangat fenomenal jika badan arkeologi, mau meninjau ke tempat ini. Semoga ini aset bangsa atau juga dunia.

Goa Di Belakang Batu Sangiang

 

Dibelakang batu sangiang yang masih satu bangunan, ketika saya melihat ke belakang ternyata ada beberapa goa, Jika ada goa berarti ada sejarah yang terkandung didalamnya, saya makin yakin dengan keberadaan sangiang ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan belum dimiliki oleh manapun di indonesia, maka dengan ini saya sangat bangga jika keberadaan batu sangiang ini memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Di belakang bangunan batu sangiang jika kita teruskan ini masih banyak bebatuan yang mengandung makna dan Pilsafat, ada beberapa goa lagi dan besar tapi saya sebagai wanita merasa tak sanggup untuk melanjutkan pemotretan selanjutnya, disamping jalan yang sangat susah dipijak.

 

Kita lihat Foto goa tersebut yang sempat saya dokumentasikan

Gambar : terlihat ada lubang atau goa (Dokumentasi :Ani suhartini)

2014 Desa Ciwangi Kab.Garut

 

 

 

Gambar: Situs Batu Kuya Lokasi Desa Pangeureunan Bl.Limbangan, Garut

( Dokumentasi Ani Suhartini)

 

Situs batu kuya ini ditemukan berdasarkan analisis pribadi, belum ada cerita atau pendapat masyarakat mengenai batu yang penulis yakini sebagai situs batu purbakala ini. Ketertarikan penulis bersar pada bentuk batu yang tidak alami seperti mendapat sentuhan estetis dari tangan manusia.

 

Gambar: Batu yang terletak di pnggir situs batu Kuya,2014 Desa Pangeureunan

Bl.Limbangan Garut (Dokumentasi ; koleksi Ani Suhartini)

 

Batu ini terletak dekat dengan situs batu kuya. Keberadaanya ada diatas bukit Desa Pangeureunan, Batu in hampir dirusak oleh ketidaktahuanakan arti dari batu ini, bentuk batu ini mirip seperti kursi atau tempat untuk bersantai, morfologi dari batu ini seperti mendapatkan sentuhan estetik dari tangan manusia sehingga saya tertarik dan memasukan batu ini sebagai daftar situs yang akan saya teliti.

 

 

Gambar: Batu larangan perempuan atau yoni (Dokumentasi : Ani Suhartini)tahun 2012 lokasi desa Ciwangi Bl.Limbangan Garut

 

Menurut cerita masyarakat setempat situs batu ini merupakan artefak yang dibuat oleh manusia-manusia ketika zaman Prabu Siliwang (cerita masyarakat).Batu ini merupakan simbol ibu atau wanita, ada juga cerita yang menyebutkan bahwa batu ini disebutkan Simbol “ Nyi Rambut Kasih”. Keberadaan batu ini terletak disebelah kiri dari arah barat, selain itu batu ini terletak lebih tinggi dari batu “syimbol laki-laki”.

 

Batu ini artifak yang belum tersentuh oleh siapapun bahkan pemerintah sendiri tidak peduli, padahal jelas disitu ada makam yang tidak jauh dari situs batu larangan ini, sepanjang 3 meter, ada dua pendapat yang kuat dari sekian banyak cerita masyarakat tentang situs makan ini yang pertama menyebutkan bahwa situs ini merupakan makam dari sunan rumengong keterangan lain menyebutkan bahwa situs ini adalah sebuah makam namun bukan makan dari sunan rumengong hal ini dikarenakan karna jika ini merupakan situs sunan rumengong maka makan ini bukanlah situs makan purba.

Batu ini berada di sebelah kiri berarti kebijaksanaan ada pada batu yang bersimol laki-laki. Dan berarti kedudukan seorang ibu lebih tinggi.Cerita dan sejarahnya baru kata dari orang ke orang dan setiap orang bisa berbeda penyampainya.Namun menurut Prof Jakob ini adalah zaman Pra Sejarah, ini pun belum bisa dipastikan karena harus ada penelitian selanjutnya, yang katanya akan dijadwalkan selanjutnya

 

 

Gambar:Situs Batu larangan simbol pria atau lingga tahun 2012 desa Ciwangi Bl. Limbangan Garut (Dokumentasi:Pribadi)

 

Batu ini diyakini merupakan artefak yang dibuat oleh manusia ketika zaman Prabu Siliwangi. Namun Prof. Jakob berpendapat bahwa ini merupakan situs Prasejarah. Sampai saat ini Badan Arkeologi belum bisa menjelaskan Keadaan batuan tersebut.

 

Bapak Prof. Jakob Sumarjo mengenai temuan situs batu larangan ini berpendapat bahwa batu ini merupakan simbol laki-laki, batu ini disebutkan sebagai simbol dari “Prabu KeanSantang”, batu ini berada tepat di sebelah kanan dari arah barat, batu ini terletak tidak jauh dari batu “symbol wanitanya”, batu ini posisinya berada tepat di bawah batu larangan “simbol wanita”, batu ini posisi lebih rendah namun mungkin kebijakan ada di batu ini sebab batu ini ada di sebelah kanan Batu “simbol wanita”.

 

Yang Harus menjadi perhatian bahwa batu ini beberapa kali akan di pindahkan oleh masyarakat, dan juga mungkin oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin menyimpanya sebagai koleksinya. Menurut Prof. Jakob batu itu tidak boleh dipindahkan dan harus berada tepat pada posisi asalnya, karena letak batu situs merupakan peta atau petunjuk buat keberadaan batu-batu yang lainya.

 

 

Batu berbentuk kapak genggam,

(Dokumentasi Pribadi)

 

Situs Batu Lain yang penulis temuan di sekitar lokasi

(Doumentasi Pribadi)

Penemuan ini telah dilaporkan kepada pemerintas setempat, tapi belum ada respon positif yang ditunjukan, penulis beharap dengan diangkatnya situs ini sebagai bahan penelitian dapat menjadi acuan agar pemerintah setempat memperhatikan situs purbakala yang bernilai sejarah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Situs Shangiang adalah situs masa prasejarah nusantara yang harus dilestarikan keberadaannya, berada di kabupaten Limbangan – Garut, Jawa Barat. Situs ini menjadi bukti kehidupan prasejarah masyarakat Garut ( Jawa Barat) yang saat ini masih banyak yang mengatakan bahwa nenek moyang masyarakat Nusantara berasal dari wilayah Yunan (Cina Selatan). Ekplorasi situs ini diharapkan dapat menguak misteri asal-usul masyarakat nusantara beserta bukti-bukti kebudayaannya yang bisa jadi mengubah kiblat sejarah dunia khususnya nusantara Indonesia.

 

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

makalah prasejarah Nusantara

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 4, 2014 inci Tidak Dikategorikan

 
 
kursus gambar online

kursus jadi lebih mudah

RK Studio

Abadikan momen berharga anda bersama orang terkasih

studio hijab

grosir-ecer busana muslim

Matgami Studio

seni adalah gambaran kemajuan peradaban

matgami

paper craft - origami, Indonesia

Catatan Dahlan Iskan

dahlaniskan.wordpress.com

ICHWAN MAHFUZ

Melipat Kertas

Origami haditahir

Origami Indonesia & Papercraft! FSX...! Pepakura...!

Izzytheart's Blog

Just another WordPress.com site

Fadil Ibnu Ahmad

Goresan Pena Mujahid

Fisika dan Ika

Fisika Tidak hanya Rumus Belaka

Hamble's Blog

do the most

Keretamerahpenuhwarna's Blog

Just another WordPress.com site

The Bandit's News

Slow To Be Update

Talk About Life

let's talk about anything in this life

yelti septiria

all about life is the story of a struggle and it will be history

Bumsil

berdiri sedjak mahalnya biaya pendidikan